PGN Suntik Proyek Kalija US$ 250 Juta


Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan menyuntik dana sebesar US$ 250 juta atau setara Rp 3 triliun kepada PT Kalimantan Jawa Gas (Kalija).


Dana tersebut bakal diberikan dalam bentuk pinjaman melalui anak usaha perseroan, PT Permata Graha.


Sesuai rencana, dana akan dipakai untuk pembangunan proyek jaringan pipa transmisi Kalimantan – Jawa Tahap I (Kepodang – Tambak Lorok). Pipa ini memiliki panjang sekitar 200 kilometer (km) dengan kapasitas angkut 200 MMSCFD.


Juru Bicara PGN Ridha Ababil mengatakan, suntikan dana kepada proyek Kalija merupakan komitmen yang tertuang dalam Facility Agreement pada 11 November 2014. Pihaknya berharap rencana tersebut dapat segera terealisasi.


“Kami menargetkan suntikan dana kepada Kalija bisa segera tersalurkan pada tahun ini. Namun, hal itu masih tergantung negosiasi dan perkembangan proyek selanjutnya,” kata Ridha kepada Investor Daily, Minggu (23/11).


Saat ini, sebanyak 80 persen saham proyek Kalija dikuasai oleh PGN. Sementara, sisa 20 persen dimiliki oleh PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) sebagai pemenang lelang tender pada 2006.


Pada tahap awal, pembangunan pipa transmisi Kalija dapat menghubungkan sumber gas lapangan Kepodang di lepas pantai Jepara menuju ke pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Tambak Lorok di Semarang. Kapasitas gas yang dialirkan dalam pipa Kalija I ditaksir mencapai 116 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).


Pembangunan ruas tahap pertama diharapkan selesai pada kuartal III–2015. Adapun pembangunan pipa transmisi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di pulau Jawa dan Bali.


Selama Januari-September 2014, PGN mencatat pendapatan bersih sebesar US$ 2,5 miliar atau naik 14 persen dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 2,2 miliar. Adapun laba bersih tercatat sebesar US$ 591,8 juta.


Manajemen PGN mengungkapkan, kenaikan pendapatan diperoleh dari peningkatan volume penjualan usaha distribusi sebesar 6,3 persen, yakni dari 808 MMSCFD menjadi 859 MMSCFD pada kuartal III–2014. Dari usaha transmisi, anak usaha perseroan yakni PT Transportasi Gas Indonesia mengalirkan gas sebesar 864 MMSCFD dibandingkan kuartal III–2013 yakni 867 MMSCFD.


“Meski begitu, kondisi ekonomi global terutama penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) berpengaruh terhadap laba bersih dan pendapatan selisih kurs perseroan. Penguatan memberikan keuntungan selisih kurs non cash (neto) sebesar US$ 15,8 juta atau turun dibandingkan dengan US$ 58,1 juta pada kuartal III – 2013,” kata Manajemen dalam keterangan resmi, baru-baru ini.


Galang Dana US$ 2 Miliar

Tahun ini, PGN menghimpun dana senilai total US$ 2 miliar atau setara Rp 24,3 triliun. Dana itu terdiri atas obligasi global sebanyak US$ 1,35 miliar dan pinjaman bank US$ 650 juta.


Obligasi global PGN dirilis pada 12 Mei 2014. Obligasi ini memiliki jangka waktu 10 tahun dengan kupon sebesar 5,125 persen. Adapun Australia and New Zealand (ANZ) Banking Group Limited, JP Morgan Securities Plc, Standard Chartered Bank, PT Bahana Securities, dan PT Danareksa Sekuritas, bertindak sebagai joint book runner dan joint lead managers.


Sementara itu, PGN juga berhasil memperoleh pinjaman dari sembilan bank, yakni ANZ Bank, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, Citigroup Global Markets Singapore Pte Ltd, The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation, Commonwealth Bank of Australia, Singapora Branch, Bank BNP Paribas Indonesia, dan Bank Mizuho Indonesia. Fasilitas ini diperoleh pada 28 Agustus 2014.


Sebanyak US$ 590 juta berasal dari dalam negeri, sedangkan US$ 60 juta dari luar negeri. Adapun bunga pinjaman onshore ditetapkan sebesar di atas Libor 225 basis poin (bps), sedangkan offshore dengan bunga di atas Libor 200 bps.


Tahun ini, PGN menganggarkan US$ 1,25 miliar untuk belanja modal (capital expenditure/capex). Sesuai rencana, dana capex digunakan untuk mengakuisisi blok-blok migas serta membangun infrastruktur gas bumi di seluruh Indonesia.


Pada Juli 2014, PGN melalui anak usahanya PT Saka Energi Indonesia, menuntaskan akuisisi 36% hak partisipasi saham blok minyak dan gas Eagle Ford di Texas, Amerika Serikat. Nilai akuisisi mencapai US$ 175 juta.


Blok seluas 3.358 ha itu dibeli dari Swift Energy Company. Sebanyak US$ 125 juta dibayarkan secara tunai sedangkan US$ 50 juta diberikan dalam bentuk biaya pengembangan lapangan secara bertahap.


Sebelumnya, PGN resmi mengakuisisi 8,91 persen saham Blok South East Sumatera (OSES) milik Korean National Oil Corporation senilai US$ 46 juta atau sekitar Rp 552 miliar. Sejumlah perusahaan yang turut mengembangkan blok tersebut antara lain China National Oil Company (CNOOC), Pertamina Hulu Energi, Talisman, dan Orchard Group.


Selain itu, PGN juga telah menambah porsi 75% saham blok migas Ujung Pangkah milik Hess Corporation. Dengan demikian, kepemilikan saham PGN dalam blok Pangkah menjadi 100 persen. Nilai pembelian mencapai US$ 700 juta atau sekitar Rp 7 triliun.


Investor Daily


Penulis: TIM/WBP


Sumber:Investor Daily





Halaman tips trick jumper phonsel ini akan selalu diperbaharui bila admin menemukan lagi pada persamaan yang mirip postingan : PGN Suntik Proyek Kalija US$ 250 Juta

Related Post

Random Post

Loading...

Tidak ada komentar