Lada Prospek Cerah Dikembangkan di Riau


Pekanbaru - Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, akan mengembangkan tanaman lada (Piper albi Linn) karena berprospek cerah di samping memiliki nilai komersial tinggi dan harganya mencapai Rp 200.000 per kilogram.


"Prospeknya cerah apalagi dengan menggunakan konsep monokultur maka dalam satu hektare tanaman lada dapat menghasilkan hingga 3,5 ton per tahun," kata Kepala Dinas Perkebunan Riau, Drs. Zulher MS, dalam keterangannya, di Pekanbaru, Minggu (25/1).


Komoditas lada merupakan komoditas perkebunan yang telah dikembangkan sejak zaman penjajahan Belanda, akan tetapi di Riau, tanaman ini belum dikembangkan.


Menurut dia, lada akan dijadikan proyek percontohan tahun 2015 dan jika berhasil maka akan disosialisasikan kepada pelaku usaha perkebunan di Riau.


Saat ini, katanya, tanaman lada sudah ditumbuhkembangkan di laboratorium lapangan Disbun Riau di Desa Kualu Nenas, Kampar.


"Untuk sehektar tanaman lada dapat memproduksi antara Rp 300-450 juta per hektare per tahun. Angka itu mengalahkan kelapa sawit berkualitas yang hanya Rp 100-180 juta per hektare per tahun," katanya dan menambahkan prospek pasar komoditas lada sangat besar baik lokal dan global. Berapapun yang diproduksi akan diserap pasar lokal dan ekspor.


Ia menjelaskan, lada berprospek cerah lebih akibat komoditas non migas ini membutuhkan sinar matahari antara 50-70 persen sehingga cocok untuk dijadikan tanaman sela komoditas perkebunan. Lada telah berproduksi pada umur tiga bulan dan pada umur setahun bisa berproduksi normal.


Bagi petani yang memiliki lahan yang kecil, katanya lagi, tidak mesti menanam kelapa sawit, karet atau kelapa, maka komoditas lada tentu bisa dikembangkan. Tanaman lada itu lebih bagus dari kelapa sawit, apalagi bagi petani yang memiliki lahan yang sedikit, seperempat hektar tanaman lada itu jauh lebih tinggi hasilnya dari satu kapling tanaman kelapa sawit.


Sedangkan tanaman lada yang sedang dikembangkan kini adalah dalam konsep tanaman sela sebanyak 4.000 batang dan telah berumur 1,5 bulan dan telah beradaptasi baik dengan kondisi tanah di Riau. Pada tahap selanjutnya, Disbun Riau menggiatkan pengamatan terhadap jenis hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman lada ini.


Tanaman lada banyak dikembangkan di Bangka, Lampung, dan Indonesia Timur. Tentu kondisi tanah di sana beda dengan di sini.


Lada disebut juga merica yang mempunyai nama Latin Piper Albi Linn adalah sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati. Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik. Tanaman ini sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu. Pada umumnya orang-orang hanya mengenal lada putih dan lada hitam yang sering dimanfaatkan sebagai bumbu dapur.


Tanaman ini merupakan salah satu komoditas perdagangan dunia dan lebih dari 80 persen hasil lada Indonesia diekspor.


Selain itu, lada mempunyai sebutan "raja rempah-rempah" dengan kebutuhan lada di dunia tahun 2000 mencapai 280.000 ton. Lada adalah salah satu tanaman yang berkembang biak dengan biji, namun banyak para petani lebih memilih melakukan penyetekkan untuk mengembangkannya. Mereka memotong batangnya kira-kira dengan panjang 0,25-0,5 meter.


Penulis: /EPR


Sumber:Antara





Halaman tips trick jumper phonsel ini akan selalu diperbaharui bila admin menemukan lagi pada persamaan yang mirip postingan : Lada Prospek Cerah Dikembangkan di Riau

Related Post

Random Post

Loading...

Tidak ada komentar