Penularan Situasi Rusia ke Asia Dibatasi Pergeseran Kebijakan


Manila – Beberapa bulan sebelum Lehman Brothers Holdings Inc tenggelam dalam kebangkrutan, pimpinannya mengatakan posisi modal bank tidak pernah kuat. Enam tahun terakhir bukan menjadi waktu yang baik untuk orang-orang yang memprediksi bahwa krisis sudah ditangani.


Meski begitu, para pembuat kebijakan di Asia menghadapi bencana Rusia dari posisi yang lebih kuat daripada ketika pasar negara berkembang bergolak di seluruh dunia pada 1997-98. Dengan menyusutnya defisit neraca transaksi berjalan, minyak murah dan cadangan yang lebih tinggi menguntungkan mereka, negara terbesar Asia Tenggara dan Selatan dapat melihat situasi yang lebih mirip dengan 2002, ketika bencana di Argentina dan Turki gagal memicu krisis di wilayah tersebut.


Walaupun pasar belum terpengaruh, Indonesia dan India membeli mata uang mereka pekan ini setelah merosot, pergeseran kebijakan dan permintaan domestik dapat membantu. Dengan kelas menengah mencari rumah, transportasi dan hiburan yang lebih baik, perusahaan di wilayah ini memiliki sumber pertumbuhan dan pasar modal lokal yang lebih dalam untuk memutar pembiayaan.


"Kebijakan yang baik sedang dibuat dengan cepat di seluruh Asia. Sejumlah negara telah mengurangi subsidi anggaran dan penurunan harga minyak menjadi tonik sangat kuat bagi ekonomi di kawasan itu," ujar Kepala Ekonom Asia Pasifik di Australia & New Zealand Banking Group Ltd Glenn Maguire di Singapura, Jumat (19/12).


Negara termasuk Thailand, Malaysia dan Indonesia telah memulai masa reformasi struktural sejak krisis keuangan Asia, mengambil langkah-langkah untuk mengurangi pengeluaran pemerintah dan defisit, mengumpulkan cadangan, menaikkan suku bunga dan meningkatkan tata kelola pemerintahan. Itu membantu wilayah tersebut menahan dampak dari krisis Turki pada 2001 dam kegagalan Argentina, yang terbesar di dunia, pada 2002.


Cadangan mata uang


Negara Asia-Pasifik telah mengumpulkan sekitar US$ 7,3 triliun dari cadangan yang dapat digunakan untuk mendukung mata uang mereka. Menurut data Dana Moneter Internasional (IMF), kewajiban eksternal dari negara-negara berkembang di Asia menyumbang 16 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun lalu dibandingkan dengan sekitar 34 persen pada 1998.


"Setiap bank sentral Asia telah bergerak ke standar internasional dalam melaporkan cadangan, dan pembuat kebijakan juga telah mengurangi penumpukan utang luar negeri dan aturan ketidaksesuaian mata uang antara perusahaan diperketat. Sebagian besar perekonomian memiliki kredibilitas kebijakan yang lebih kuat, dengan pemerintah baru di India dan Indonesia juga lebih mungkin memberikan reformasi," jelas Co-Kepala Ekonomi Asia di HSBC Holdings Plc Frederic Neumann di Hong Kong.


Kemerosotan minyak mentah ke posisi terendah dalam lima tahun juga telah memberikan India, Malaysia dan Indonesia ruang untuk membongkar subsidi energi pada tahun ini karena mereka mengambil langkah-langkah untuk memperkuat posisi neraca transaksi berjalan.


Subsidi BBM


Dengan rasio utang yang stabil, peningkatan giro, harga minyak yang lebih rendah dan akan dilakukannya kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed), "Asia muncul lebih dari mampu untuk keluar dari setiap serangan sentimen investor lemah yang mungkin timbul dalam beberapa bulan ke depan," tukas Managing Director DBS Group Holdings Ltd untuk penelitian ekonomi dan mata uang David Carbon dalam laporannya Jumat ini.


Presiden RI Joko Widodo telah memangkas subsidi bahan bakar dan sedang mempertimbangkan perombakan sistem harga yang sudah berlaku puluhan tahun. Ekonom Bloomberg LP Tamara Henderson berpendapat permintaan lebih rendah untuk impor bahan bakar akan membantu memangkas defisit perdagangan dan neraca berjalan, dan defisit neraca transaksi berjalan yang lebih kecil akan mengurangi kekhawatiran investor tentang pendanaan kesenjangan.


Di India, gubernur bank sentral baru dan pemerintahan baru telah meningkatkan posisi ekonomi. Negara ini menjadi salah satu di antara Lima Negara Rentan bersama dengan Afrika Selatan, Indonesia, Turki dan Brasil karena menghadapi defisit neraca transaksi berjalan dan mata uang yang terjun tahun lalu setelah The Fed mengisyaratkan program pembelian obligasi akan berakhir.


Amunisi yang memadai


Mantan kepala ekonom IMF yang mengambil kemudi bank sentral pada September 2013, Raghuram Rajan, menawarkan swap untuk dolar yang diajukan oleh bank guna menopang nilai tukar, mendorong suku bunga acuan hingga 8 persen, dan mengadopsi kebijakan untuk memperlambat inflasi harga konsumen 6 persen pada Januari 2016.

Ekonom Yes Bank Ltd Shubhada Rao mengatakan terpilihnya Narendra Modi sebagai perdana menteri pada Mei dan rencananya untuk merombak ekonomi dan mengurangi defisit anggaran seharunya juga membantu menarik lebih banyak modal asing.


"India, selama enam sampai 12 bulan, telah membangun tingkat amunisi yang cukup memadai untuk dapat menahan gejolak pasar keuangan. Walaupun akan ada fase volatilitas, India telah melakukan penguatan fundamental domestik dengan baik pada skala relatif dan menambah cadangan devisa untuk dapat mengintervensi dan ketika situasi memerlukannya," katanya.


Protes jalan


Standard and Poor's mengatakan walaupun memiliki utang pemerintah yang rendah, neraca eksternal yang kuat dan likuiditas yang kuat, ketidakpastian politik Thailand terus berlanjut. Kudeta Mei lalu menyebabkan pembentukan militer yang menjalankan pemerintah di sana, sementara di Indonesia ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes kenaikan harga BBM.


Kepemilikan valuta asing yang relatif rendah di Indonesia menambah kerapuhannya: angka bank sentral menunjukkan cadangannya hanya cukup untuk menutupi impor 6,6 bulan, kurang dari 10,7 bulan untuk Filipina dan 8,4 bulan di Malaysia. Risiko obligasi Indonesia telah meningkat sebanyak 34 % dalam dua minggu terakhir dan dana asing telah menarik Rp18,2 triliun (US$1,4 miliar) dari obligasi mata uang lokal pemerintah bulan ini, menuju arus keluar terbesar sejak Juni 2013.


"Sentimen ini akan bersifat sementara dan akhirnya investor akan mencari yield yang lebih tinggi. Kecuali Rusia runtuh, dalam hal dampak penularan akan menjadi besar," kata Ekonom PT Bank Danamon Dian Ayu Yustina.


Semua Alat


Para pembuat kebijakan mengatakan mereka siap untuk bertindak: Bank Indonesia telah mengatakan obat "pahit" kenaikan suku bunga masih perlu diambil, sementara Gubernur Filipina Amando Tetangco mengatakan "semua alat terbuka" jika ada tanda-tanda dari volatilitas pasar yang ekstrim atau potensial penularan.


Pekan ini Asian Development Bank (ADB) menyatakan Asia yang berkembang akan tumbuh 6,2 persen tahun depan dari perkiraan 6,1 persen pada 2014. Harga minyak yang lebih rendah dapat berarti kejutan terbalik pada 2015, karena sebagian besar ekonomi di wilayah ini adalah importir minyak.


"Menggambar paralel antara akhir 1990-an dan saat ini sedikit salah. Cadangan yang lebih tinggi, ruang fiskal yang lebih luas dan posisi pembayaran eksternal yang jauh lebih kuat harus cukup untuk melihat daerah ini melalui badai keuangan ini," kata Neumann menandaskan.


Investor Daily


Penulis: Bloomberg/WYU/FQ


Sumber:Investor Daily





Halaman tips trick jumper phonsel ini akan selalu diperbaharui bila admin menemukan lagi pada persamaan yang mirip postingan : Penularan Situasi Rusia ke Asia Dibatasi Pergeseran Kebijakan

Related Post

Random Post

Loading...

Tidak ada komentar