Kawasan Rawan Longsor Diminta Tetap Waspada


Semarang - Bencana tanah longsor yang merenggut korban jiwa hingga 108 orang di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menjadi sinyal bagi berbagai wilayah lain di Tanah Air untuk waspada.


''Longsor di Karangkobar, menjadi sinyal bagi kawasan lain di Tanah Air untuk meningkatkan kewaspadaan. Waspada terhadap bahaya tanah longsor baik yang menimbulkan korban jiwa maupun tidak. Sebab, apa yang terjadi di Karangkobar dengan korban jiwa yang sangat besar, sebaiknya tidak terulang lagi di daerah lain," ujar geolog UGM, Ir Agus Hendratno, MSc, kepada SP, Kamis (18/12) pagi.


Agus, yang akrab disapa GusHend, mengatakan tingkat rawan longsor cukup tinggi di Pulau Jawa. Di Jawa Barat, kawasan rawan longsor berlokasi mulai dari Sukabumi, Cimahi, Bandung Selatan, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Kuningan Selatan, dan Banjar Selatan.


Sedangkan di Jawa Tengah, rawan longsor juga terdapat di Cilacap Selatan, Banyumas, Brebes Selatan, Purbalingga, Banjarnegara, Purworejo, Kebumen, Magelang, Wonogiri Selatan. Di DIY, rawan longsor di Kulonprogo. Sementara di Jawa Timur, Pacitan, Trenggalek, Probolinggo, Tulungagung, Malang, dan Jember.


"Kawasan-kawasan itu memiliki catatan pernah mengalami kejadian longsor," ujarnya.


Sebelumnya, pernah pula diberitakan longsor terjadi di lereng Muria, Kabupaten Kudus, Ciwideuy, Bogor dan Karanganyar.


Menurut dia, yang dikhawatirkan terjadi longsor juga di Kabupaten Karanganyar, mulai dari Kecamatan Karangpandan, Tawangmangu, Jatiyoso di lereng gunung Lawu.


"Jalan menuju Magetan sudah longsor. Ini sinyal waspada bagi kita untuk terhindar dari bahaya longsor yang lebih besar dan memakan korban jiwa," ujarnya.


Rilis yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai data daerah rawan longsor di Tanah Air, kata dia, merupakan sinyal awal untuk waspada karena di daerah-daerah itu pernah terjadi longsor.


Secara geologis, struktur tanah antara daerah-daerah tersebut berbeda, misalnya di Karanganyar berbeda dengan di Banjarnegara.


Di Karangnyar yang terbentuk dari tanah vulkanik memiliki tingkat kesuburan tinggi, akibatnya menarik banyak warga untuk datang menghuni kawasan itu. Populasi ikut tumbuh sementara keseimbangan ekosistem tidak dijaga.


"Kemampuan beradaptasi masyarakat umumnya rendah, sehingga tidak paham melihat tanda-tanda alam," ujarnya.


Menurut Agus, longsor tak melulu akibat kawasan perbukitan itu gundul sehingga mudah longsor saat terpapar hujan deras.


"Melainkan di kawasan yang berhutan lebat pun, bisa sangat mudah longsor karena kondisi geologisnya yang sudah sakit atau rusak," ujarnya.


Contoh di Desa Sijeruk yang pada 2006 mengalami longsor dengan 95 korban jiwa. "Kawasan itu berhutan cukup lebat, namun longsor. Itu karena kondisi geologis di kawasan itu yang sudah sakit," tegasnya.


Suara Pembaruan


Penulis: 142/FEB


Sumber:Suara Pembaruan





Halaman tips trick jumper phonsel ini akan selalu diperbaharui bila admin menemukan lagi pada persamaan yang mirip postingan : Kawasan Rawan Longsor Diminta Tetap Waspada

Related Post

Random Post

Loading...

Tidak ada komentar