Bupati Mukomuko Minta Nelayan Hentikan Cari Ikan Pakai "Trawl"
Bengkulu - Bupati Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Ichwan Yunus mengimbau nelayan setempat untuk menghentikan penggunaan alat tangkap jaring pukat harimau atau trawl. Penggunaan alat tangkap ikan ini dilarang pemerintah karena dapat merusak terumbu karang.
"Saya minta para nelayan di Mukomuko mulai sekarang menghentikan penggunaan alat tangkap trawl dan diganti dengan alat tangkap yang tidak dilarang pemerintah," kata Ichwan kepada SP, di Bengkulu, Sabtu (20/12).
Ia mengatakan, dari informasi yang didapatnya ada ratusan kapal nelayan di Mukomuko, saat ini masih menggunakan alat jaring pukat harimau untuk mencari ikan di perairan daerah ini.
Nelayan yang memakai trawl ini beroperasi mencari ikan di laut lepas dalam wilayah Mukomuko. Dikhawatirkan nelayan kapal trawl ini tertangkap aparat TNI AL dan Polisi Periaran (Polair) Polda Bengkulu.
Sebab, belakangan ini TNI AL dan Polair, Polda Bengkulu gencar melakukan patroli untuk menghentikan kegiatan kapal pukat harimau mencari ikan di perairan Bengkulu.
Selain itu, aparat tersebut melakukan pemantuan kapal asing yang mencuri ikan di perairan laut daerah ini. "Jadi, kalau mereka masih menggunakan alat tangkap pukat harimau dikhawatirkan suatu saat di tertangkap dan diproses hukum," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Nelayan Tradisional Kecamatan Pasar Bantal, Mukomuko, Munzilin membantah kapal ikan dari daerah ini menggunakan alat tangkap jaring pukat harimau.
"Alat tangkap yang kami gunakan ini bukan pukat trawl, tetapi jenis cangkrang yang sudah dimodifikasi. Jadi, tidak benar kalau nelayan Bantal menggunakan alat tangkap pukat harimau," ujarnya.
Meski demikian, para nelayan bersedia mengganti alat tangkapnya kalau ada kompensasi ganti rugi dari pemerintah. Sebab, harga alat tangkap yang mereka gunakan saat ini cukup mahal.
Penulis: 143/LIS
Sumber:Suara Pembaruan
Tidak ada komentar