Tarif Angkutan Umum di Jakarta Naik Rp 1.000
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah menandatangani Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI tentang kenaikan tarif angkutan umum di Kota Jakarta sebesar Rp 1.000. Kenaikan tarif ini hanya berlaku bagi angkutan umum regular atau ekonomi.
Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah mengatakan SK Gubernur tentang kenaikan tarif angkutan umum di Jakarta sebagai dampak dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM) telah ditandatangani Gubernur DKI.
“Pak Gubernur sudah teken (tandatangan). Kenaikan tarif hanya untuk angkutan umum ekonomi saja. Naik Rp 1.000,” kata Saefullah di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (24/11).
Angkutan umum yang naik tarifnya adalah jenis bus sedang dan bus besar. Diantaranya, metro mini, mikrolet, angkot, dan bus PPD ekonomi.
Tarif yang awalnya Rp 3.000, setelah BBM naik, maka ongkosnya menjadi Rp 4.000 per penumpang. Namun, untuk pelajar, ongkos angkutan umum tidak dinaikkan sama sekali, yaitu tetap Rp 1.000 per penumpang.
“Pelajar tetap bayar Rp 1.000. Sedangkan penumpang umum sekarang bayarnya Rp 4.000,” ujarnya.
Setelah SK tersebut ditandatangani Gubernur DKI, maka SK tersebut tinggal ditandatangani dirinya selaku Sekda, lalu disosialisasikan ke seluruh pemilik angkutan umum di Ibu Kota.
“Pak Gubernur sudah teken. Nanti balik ke saya untuk saya teken. Aturannya efektif pas sudah saya teken. Malam ini saya teken lah. Kalah selesai hari ini saya teken, nanti malam berlaku,” tuturnya.
Kenaikan tarif sebesar Rp 1.000, lanjutnya, tidak berlaku bagi bus Transjakarta. Karena pihak Organda DKI hanya meminta kenaikan tarif angkutan umum reguler atau ekonomi.
“Yang diajukan Organda hanya untuk ekonomi. Yang lain-lainnya, Organda belum mengajukan. Karena mekanismenya Organda dulu mengajukan. Lalu dibahas oleh tim,” terangnya.
Penulis: Lenny Tristia Tambun/YUD
Tidak ada komentar