Pidana Penjara Dinilai Tidak Beri Efek Jera Pengguna Narkoba
Jakarta - Koordinasi antara Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Polri diminta untuk ditingkatkan. Polri juga diharapkan tidak serta merta memenjarakan seorang pengguna narkoba.
“Kadang yang jadi masalah, polisi cenderung pada pidana penjara. Banyak pengguna narkoba ditangkap dan dipidana hanya untuk pencitraan Polsek tertentu. Sementara BNN pada tahap rehabilitasi. Kalau koordinasi tidak optimal ya seperti itu jadinya,” kata anggota Komisi III DPR Al Muzzamil Yusuf pada SP di Jakarta, Sabtu (1/11).
“Pidana penjara ternyata tidak beri efek jera. Apalagi di lembaga pemasyarakatan (lapas) masih marak pengedaran bahkan produksi narkoba,” tukas Muzzamil.
Dia menegaskan, Kapolri harus melakukan tindakan tegas apabila ada oknum polisi yang bermain mata dengan bandar narkoba.
“Tidak boleh ada toleransi terhadap polisi yang nakal. Kalau sampai bermain, harus ada tindakan tegas dari Kapolri. Apalagi pada 2015, kita targetkan ASEAN anti narkoba,” tegasnya.
Pada bagian lain, menurutnya, Polri tidak memerlukan penilaian dari BNN sebelum penangkapan pengguna narkoba. Pasalnya, penilaian seperti itu justru dapat menghambat kerja Polri melakukan penangkapan.
“Yang terpenting adalah setelah penangkapan harus ada koordinasi dengan BNN. Artinya, kalau yang ditangkap itu pengguna sebaiknya tidak dipenjara, tapi direhabilitasi. Namun, kalau pengedar serta bandar tentu mesti dihukum berat,” katanya.
Disinggung mengenai perlunya aparat Polri yang menangani narkoba berada di bawah BNN, dia menyerahkan sepenuhnya kepada dua institusi tersebut.
“Sebenarnya kan tidak masalah, karena BNN itu juga diisi anggota Polri. Kalau pun diperlukan, maka harus ada kesepakatan bersama antara Polri dan BNN, apalagi jumlah BNN memang terbatas,” pungkasnya.
Penulis: C-6/FEB
Sumber:Suara Pembaruan
Tidak ada komentar