Biasakan Anak ke Toko Buku


Dokter Didid Winnetouw, kepala Rumah Sakit Umum (RSU) Bunda mengaku tidak pernah takut menghadapi tantangan dalam pekerjaan yang selalu diberikan kepadanya. Sejauh ini, seluruh tantangan mampu ditaklukkannya dengan dua jurus jitu, yaitu kerja sama dan rajin membaca buku.


Dia pun bercerita bahwa posisi yang diraihnya saat ini merupakan keberhasilan dalam menaklukkan setiap tantangan. Ia tidak pernah menolak tantangan pekerjaan yang selalu diberikan kepadanya. Walau terkadang, awalnya, ia merasa bahwa tantangan yang diberikan di luar dari kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya.


Baginya, seluruh tantangan sebenarnya dapat dikalahkan dengan dua jurus jitu, yaitu bekerja sama dengan orang lain dan membaca buku. “Dua hal ini yang membuat saya yakin mampu menaklukan setiap tantangan,” ungkap dr Didid di Jakarta, belum lama ini.


Bapak dari lima anak ini menuturkan, bekerja sama dengan orang lain bukan hanya dapat meringankan tugas menyelesaikan tantangan, tapi juga belajar segala sesuatu yang tidak diketahuinya dari orang lain. Hal tersebut didapat dari pengalamannya ketika masih menjadi kepala puskesmas di salah satu kelurahan di Tarakan, Kalimantan Timur. Kala itu, ia yang berasal dari Pulau Jawa harus mengelola puskesmas dan melayani masyarakat dari beragam suku yang sebelumnya tidak pernah ditemui. Agar dapat cepat menjalankan tugas, Didid pun menggandeng berbagai pihak untuk bekerja sama dengannya. Hal itu dijalaninya dengan harapan dapat belajar mengenal kebiasaan dan beragam nilai-nilai sosial masyarakat setempat.


“Ternyata sangat berhasil, karena akhirnya, saya bisa menjalani tugas saya hingga empat tahun,” kenangnya.


Selain menjalin kerja sama dengan orang lain, dr Didid suka membaca buku dalam menaklukkan tantangan yang dihadapi. Menurut dia, buku merupakan sumber ilmu untuk menambah bekal pengetahuannya. Tak heran, apabila membaca buku dianggap sebagai hal yang sangat penting dijalani dan kini telah menjadi bagian dari hobinya.


Dokter Didid pun menularkan hobi membaca buku kepada kelima anaknya. Bahkan, setiap bulan, ia selalu mengajak anak-anaknya ke toko buku untuk membaca dan membelikan mereka satu buku untuk dibawa pulang.


“Hal itu rutin kami lakukan dan telah saya terapkan kepada anak-anak sejak mereka masih kecil. Itu agar mereka juga mencintai dan mau menggali ilmu dengan membaca buku,” jelasnya.


Perjalanan Karier

Dokter Didid berkisah perjalanan kariernya di bidang kesehatan dimulai ketika memutuskan untuk keluar dari ikatan dinas TNI Angkatan Laut. Kala itu, ia dianggap melanggar ikatan dinas karena memutuskan untuk menikahi sang pujaan hati. Setelah itu, Didid memilih untuk menjadi pegawai negeri sipil yang dirintisnya dengan menjadi pegawai tidak tetap (PTT) sebagai dokter yang ditugaskan ke Tarakan, Kaltim. Selama empat tahun, dia menjadi kepala puskesmas di salah satu kelurahan di pulau Kalimantan tersebut.


Pada 2004, ia kembali ke Jakarta dan menjadi dokter jaga di beberapa unit gawat darurat (UGD) beberapa rumah sakit. Namun akhirnya, pada pertengahan tahun yang sama, ia memilih hanya bekerja di RSU Bunda. “Saya memilih itu karena lebih dekat dengan rumah,” ujarnya.


Di RSU Bunda, dr Didid memulai perjalanan kariernya dari bawah. Ia pun sempat menjalani karier fungsional sebagai dokter UGD dan neonatal intensive-care unit (NICU) selama lima tahun.


Setelah itu, ia mulai ditantang oleh pihak manajemen untuk menangani bidang yang bukan merupakan keahliannya, yaitu mengembangkan medical transport atau dikenal dengan ambulans agar menghasilkan pendapatan. Setelah berhasil, dr Didid kembali ditantang untuk menduduki posisi general affair, pekerjaan baru yang jauh di luar pengetahuannya. Meski demikian, dengan dua jurus andalannya itu, ia mampu melaksanakan tugasnya dengan baik.


Manajemen pun kembali memberinya tugas untuk mempersiapkan sebuah RSU, sebagai pengembangan dari bisnis RS Bunda yang saat itu hanya melayani ibu dan anak. Ia ditantang menjadi pimpinan produksi (pimpro) nonteknis, yaitu menyiapkan produk yang akan ditawarkan oleh rumah sakit baru tersebut.


“Ketika bangunan RSU sudah berdiri, kemudian, pemegang saham menunjuk saya menjadi kepala karena saya yang menyiapkan, sehingga ditugasi untuk melanjutkannya. Hingga saat ini, saya sudah menjadi kepala RSU Bunda selama tiga tahun,” pungkasnya.


Investor Daily


Penulis: IIN/AB


Sumber:Investor Daily





Halaman tips trick jumper phonsel ini akan selalu diperbaharui bila admin menemukan lagi pada persamaan yang mirip postingan : Biasakan Anak ke Toko Buku

Related Post

Random Post

Loading...

Tidak ada komentar