Wayan Koster Diperiksa Terkait Kasus Menghalangi Persidangan Akil
Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) I Wayan Koster menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus dugaan menghalangi dan merintangi persidangan, serta memberikan keterangan tidak benar.
Kepala Bagian Pemberitaan dan informasi KPK Priharsa Nugraha menjelaskan Wayan akan diperiksa untuk tersangka Muhtar Ependy.
"Saksi untuk ME," kata Priharsa di kantor KPK, Selasa (2/9).
Priharsa mengaku tidak tahu alasan penyidik KPK memanggil Wayan. Akan tetapi, pemanggilan saksi dilakukan karena adanya informasi yang ingin dikonfirmasi penyidik KPK.
Wayan diketahui sudah memenuhi panggilan KPK. Dengan mengenakan kemeja batik merah, Wayan mengakui dirinya diperiksa untuk Muhtar.
"Diperiksa sebagai saksi, untuk Muhtar Ependy," kata Wayan.
Selain Wayan, KPK juga memanggil seorang ibu rumah tangga Liza Merliani Sako, pengacara Tamsil Sjoekoer dan Hajah Aisyah, pensiunan Guru SD.
Muhtar Ependy, perantara suap Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar terkait pengurusan sengketa pilkada, secara resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada Jumat (18/7).
Muhtar dijerat dengan pasal merintangi penyidikan KPK dan memberikan kesaksian tidak benar dalam proses persidangan.
KPK menyangkakan Muhtar melanggar Pasal 21 Undang-Undang No.31/1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.
Muhtar juga dituduh telah memberikan keterangan yang tidak benar dalam pengadilan Tindak Pidana Korupsi, sehingga dikenakan pula pelanggaran atas Pasal 22 jo pasal 35 ayat 1 Undang-Undang No.31/1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto pernah menyebutkan akan menjerat Muhtar karena terlibat aktif dalam suap kepada Akil. Terlebih, dalam persidangan Akil, Muhtar mencabut seluruh keterangannya dalam proses penyidikan.
Muhtar dalam vonis Akil disebutkan sebagai perantara penerimaan uang pengurusan sengketa pilkada oleh Akil. Selain itu, Muhtar juga diyakini menjadi orang kepercayaan Akil dalam melakukan pencucian uang.
Tidak ada komentar