Pertikaian Perbatasan Bayangi Kunjungan Xi Jinping ke India
New Dehli - Pemimpin negara India dan Tiongkok pada Kamis (18/9) berjanji untuk menyelesaikan sengketa perbatasan berkepanjangan yang memicu perang berdarah pada 1962, karena pertikaian antara pasukan di kawasan perbatasan terpencil membayangi pertemuan puncak yang jarang terjadi di New Delhi.
Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi, mengatakan, dia telah menyatakan keprihatinannya pada saat kunjungan Presiden Tiongkok Xi Jinping tentang “insiden” yang terjadi di perbatasan yang disengketakan di wilayah Ladakh utara, di mana ada laporan terdapat seratus tentara yang saling berhadapan.
“Saya menyatakan keprihatinan atas insiden di perbatasan dan mengatakan perdamaian dan ketenangan yang ada di perbatasan merupakan dasar untuk hubungan yang baik,” ujar Modi saat memberikan keterangan singkat usai melakukan pembicaraan resmi dengan Xi.
“(Xi) sepakat bahwa masalah tentang perbatasan harus diselesaikan dengan segera.”
Kedua negara ini sudah lama telibat dalam sengketa pahit atas perbatasan mereka, dengan kedua belah pihak yang saling tuding para prajuritnya menyeberang ke wilayah lainnya.
Xi, presiden Tiongkok pertama yang mengunjungi India dalam delapan tahun, mengatakan Beijing berkomitmen untuk bekerjasama dengan New Delhi untuk mempertahankan “pertahanan dan ketenangan” hingga masalah tentang perbatasan bisa diselesaikan.
Para negara tetangga, yang sekarang bersenjatakan nuklir, terlibat perang singkat berdarah pada 1962 di Arunachal Pradesh, negara bagian India yang berada di Himalaya timur, dan masih terlibat sengketa pahit atas wilayah itu.
Tahun lalu India menuduh pasukan Tiongkok mengganggu hingga ke bagian dalam wilayah yang dikuasai India, memicu pertikaian selama tiga pekan lamanya yang hanya dapat diselesaikan ketika pasukan dari kedua belah pihak ditarik mundur.
Namun rincian dari insiden terbaru itu masih samar. Seorang pejabat militer India yang enggan disebutkan namanya mengatakan “masih ada situasi yang berlangsung” dengan para tentara Tiongkok di Ladakh, sementara anggota parlemen setempat mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 1.000 tentara Tiongkok telah menyebrang ke sisi India dari wilayah yang disengketakan.
K.G. Suresh, seorang rekan di lembaga pemikir Vivekanand International Foundation New Delhi, mengatakan saat itu bukan suatu kebetulan dan kejadian itu menggemakan penyerbuan ketika Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang berkunjung ke Delhi pada tahun lalu.
“Saya pikir, waktu itu adalah serangan yang disengaja,” kata Suresh kepada AFP.
Suresh mengatakan Tiongkok ingin menyampaikan pesan bahwa “Anda mungkin memiliki hubungan terbaik dengan musuh bebuyutan kami, Jepang dan Vietnam, tapi Anda pada akhirnya harus berurusan dengan kami.”
Tidak ada komentar