Atasi Kesemrawutan, Terminal Kampung Melayu Lakukan Rekayasa
Jakarta - Terminal Kampung Melayu merupakan salah satu titik kemacetan di wilayah Jakarta Timur. Kemacetan di terminal yang berada di Kecamatan Jatinegara ini disebabkan lantaran menjadi persimpangan arus kendaraan dari arah Bekasi, Bogor, dan Jakarta Timur menuju Jakarta Pusat atau Jakarta Selatan dan sebaliknya.
Hal itu diperparah dengan angkutan umum yang tidak tertib dalam menaikan dan menurunkan penumpang. Tak jarang angkutan umum mangkal dan menunggu penumpang di badan jalan.
Untuk menaata kesemrawutan itu, pengelola Terminal Kampung Melayu berencana menata ulang dengan menerapkan rekayasa lalu lintas untuk angkutan umum sejenis angkutan kota (angkot).
Kepala Terminal Kampung Melayu M. Hatta, memaparkan, terhitung mulai Senin (22/9), seluruh mikrolet M26, M18, dan M28 yang masuk ke terminal melalui Jalan Otista Raya akan mangkal di sisi selatan terminal. Hal ini untuk mencegah adanya mikrolet yang mangkal di Jalan Jatinegara Timur.
Sementara di sisi utara, Hatta mengatakan, akan ditempati oleh mikrolet M01, M01A, dan M01B dengan jurusan Pasar Senen yang sebelumnya mangkal di sisi selatan terminal. Dengan pergeseran tempat mangkal ini, tidak ada lagi mikrolet jurusan Pasar Senen yang memotong jalur dengan melintas di depan Shelter Transjakarta Kampung Melayu yang selama ini kerap menimbulkan kemacetan.
"Setibanya di terminal melalui Jalan Jatinegara Timur, seluruh mikrolet itu akan kembali ke kawasan Pasar Senen melalui Jalan Jatinegara Barat," kata Hatta kepada wartawan, Kamis (18/9).
Hatta mengatakan, agar rekayasa angkutan umum ini berjalan efektif, pihaknya akan memasang portal dan beton seperator untuk mencegah agar tidak ada angkot yang membandel. Separator dan beton ini akan ditempatkan di sisi barat dan timur Shelter bus Transjakarta Kampung Melayu.
"Portal dan beton ini akan menutup sepanjang jalur busway yang bersinggungan dengan jalan umum. Sehingga tak ada lagi kendaraan maupun angkutan umum yang menerobos jalur busway," jelasnya
Selain perubahan skema untuk angkutan umum, pihaknya juga memindahkan pintu keluar shelter bus Transjakarta untuk para penumpang dari yang sebelumnya berada di sisi barat menjadi sisi timur shelter. Hal ini untuk menjagara keselamatan para penumpang.
"Sebelumnya menghadap langsung Jalan Jatinegara barat, sekarang dipindah agar ada ruang gerak bagi pejalan kaki cukup luas," jelasnya.
Hatta mengatakan, pemindahan pintu penumpang di halte busway ini masih menunggu persetujuan dari PT Transjakarta. Diharapkan, pemindahan pintu ini akan disetujui dan dilakukan dalam waktu dekat.
"Dalam waktu dekat dijanjikan pintu keluar itu akan dipindah," katanya.
Hatta mengatakan, sebelum menerapkan sejumlah rekayasa lalu lintas di sekitar Terminal Kampung Melayu, pihaknya akan menyosialisasikan aturan baru itu kepada para pemilik dan sopir angkutan umum. Namun, jika setelah diterapkan masih banyak angkutan umum yang membandel, petugas dari Subdit Direktorat Lantas Polda Metro Jaya akan menindak dengan memberi surat bukti pelanggaran (tilang).
Tindakan tegas untuk menertibkan angkutan umum yang mangkal di badan jalan hingga menimbulkan kesemrawutan di sekitar Terminal Kampung Melayu mulai diberlakukan pada Kamis (18/9). Sebanyak sekitar 61 pengendara angkutan umum seperti bus kopaja, mikrolet, bajaj, dan ojek motor ditilang petugas.
"Dokumen yang ditahan dari para sopir angkutan umum yang melanggar itu berupa 12 SIM, 47 STNK, dan 2 surat pengujian kendaraan bermotor (PKB) atau KIR," kata Kasubdit Gakum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Hindarsono.
Tidak ada komentar