Ipeka Perkenalkan "School Social Responsibility"


Jakarta - Kalangan perusahaan lazim menerapkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Bagaimana penerapannya di lingkungan lembaga sosial? Yayasan Ipeka sebagai lembaga "not-for-profit" yang memiliki Sekolah Kristen Ipeka juga melaksanakan tanggung jawab sosialnya seperti program CSR yang dilakukan oleh kebanyakan perusahaan.


"Karena dilakukan oleh sekolah, kadang kami menyebutnya sebagai SSR, School Social Responsibility," ujar Direktur Utama Operasional Sekolah Kristen Ipeka, Petroes S. Soeryo, dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (27/11).


Pelayanan lembaga pendidikan, lanjut dia, jelas memiliki misi utama untuk berkontribusi pada lingkungan sosialnya, yaitu mencerdaskan masyarakat. "Namun, Sekolah Kristen Ipeka melakukan lebih dari itu," jelas Petroes.


Sejatinya, lanjut dia, ada beberapa hal yang dilakukan oleh Yayasan Ipeka terkait CSR. Pertama, pelaksanaan tanggung jawab memelihara lingkungan hidup. Selain mematuhi peraturan pemerintah dalam penyediaan fasilitas sekolah yang ramah lingkungan, kata dia, pihak sekolah juga mengajarkan para siswa untuk bertanggung jawab mengelola lingkungan hidup.


Menariknya, sekolah yang didirikan di Jakarta sejak 1979 ini, kini sedang membangun lokasi sekolah ke-12 di BSD City, Tangerang, yakni Ipeka Plus BSD. Sekolah di BSD ini, jelas Petroes, secara khusus akan menjadi sekolah yang ramah lingkungan dengan salah satu program unggulannya, Ipeka Ecoliteracy Studies (IES).


"Kami ingin mendidik anak-anak kota yang bertanggung jawab pada lingkungan. Kadang-kadang anak-anak di kota kurang memahami tanggung jawabnya mengelola lingkungan. Untuk sekolah di BSD, akan ada lima kelompok situs pembelajaran lingkungan di luar kelas yang sangat menarik. Ada kebun dan peternakan mini untuk siswa belajar mengelola lingkungan hidup; ada situs water recycle, tempat siswa belajar konservasi air; ada situs pemanenan energi surya; dan banyak situs lainnya sebagai tempat semua siswa belajar dan mengerjakan proyeknya," jelas Direktur Pengembangan Pendidikan Sekolah Kristen Ipeka, Dr. Santosa Setiadji.


Kedua, Sekolah Kristen Ipeka juga melakukan kepedulian sosial dalam beragam bentuk bantuan kepada masyarakat. "Prinsip dari pelayanan ini adalah menyalurkan berkat Tuhan kepada masyarakat sekitar atau masyarakat di daerah yang membutuhkan bantuan. Kami menyadari panggilan kami untuk menjadi berkat buat sesama dan bangsa," ungkap Petroes.


Uniknya, kata dia, tidak semua program bantuan kepada masyarakat tersebut berupa penyisihan dana dari Yayasan Ipeka. Pihak sekolah juga mengajarkan dan memberi kesempatan kepada para siswanya untuk menjadi saluran berkat Tuhan bagi sesama, yaitu melalui program "Saudara Asuh".


Prinsip pelaksanaan program ini, jelas Petroes, para siswa (mulai TK sampai SMA) diajarkan untuk menyisihkan uang saku minimal sebesar Rp 5.000 untuk dikumpulkan secara terpusat menjadi bantuan beasiswa.


Uang yang terkumpul ditambah dengan dana dari Yayasan, kemudian disalurkan sebagai beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu untuk bersekolah di berbagai tempat di Indonesia.


"Program Saudara Asuh memiliki dua sisi, pertama adalah pendidikan kepada para siswa Ipeka untuk memahami peran sosialnya, yaitu menjadi saluran berkat kepada sesama. Kedua, adalah aspek manfaat dari bantuan itu sendiri, yaitu melalui uang yang dapat kita sisihkan, walaupun sedikit ternyata bila dikumpulkan ternyata dapat efektif membantu begitu banyak orang yang membutuhkan," tutur Petroes.


Program ini terbilang berhasil. Sejak diterapkan empat tahun lalu, jumlah siswa yang terlibat sebagai donatur terus meningkat. Saat ini kurang lebih 8.630 orang terlibat sebagai donatur. Bahkan, guru dan karyawan pun tergerak untuk berkontribusi. Dana yang terkumpul ditambah dengan dana Yayasan Ipeka kemudian disalurkan kepada kurang lebih 1.470 orang siswa yang bersekolah di berbagai daerah di Indonesia.


"Semoga teman-teman Saudara Asuh yang menerima bantuan ini, bisa terus melanjutkan studi seperti kami," harap Bayu Dwi, siswa SMA Kelas 10 IPS Ipeka Puri, Jakarta, yang menyisihkan uang sakunya dengan rela dan antusias terlibat dalam program ini.


Gracia Octaviani, salah satu Saudara Asuh Ipeka dari Kediri, Jawa Timur sangat bersyukur dan terbantu dengan program tersebut. "Saya sangat berterima kasih kepada Ipeka, melalui program Saudara Asuh selama 3 tahun, saya mendapatkan bantuan hingga tamat SMA. Saya bisa fokus belajar karena tidak perlu lagi memikirkan kesulitan untuk biaya sekolah. Puji Tuhan, saat ini saya bisa mendapatkan beasiswa dan meneruskan kuliah di Surabaya karena prestasi akademis saya selama di SMA. Semoga hal ini bisa terus menjadi berkat bagi yang lainnya," katanya.


Yayasan Ipeka, lanjut Petroes, juga mengalokasikan dana bantuan untuk program Sekolah Asuh, yaitu membantu secara sistematis dan berkelanjutan kepada sekolah yang minim sumber daya. Bantuan tersebut dilakukan dalam bentuk dana, subsidi gaji guru, maupun pelatihan-pelatihan.


Bentuk pelayanan sosial lainnya adalah program Guru Misi, yaitu mengutus guru Ipeka untuk mengajar selama setahun di sekolah lain yang minim sumber daya. Pelayanan kepedulian pada masyarakat ini kini telah dirasakan di berbagai daerah, mulai dari Jabodetabek (Tanjung Priok & Bekasi), Jawa Tengah (Ambarawa, Temanggung, Wonosobo), DIY (Wonosari), Jawa Timur (Gunung Wilis, Jombang, Gunung Bromo, Mororejo), Manado, Banda Aceh, Nias, dan Kalimantan Barat (Singkawang).


"Kami memang menyalurkan bantuan kami kepada siswa, guru, atau sekolah karena kami menyadari panggilan kami untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Masih banyak sekolah di pelosok daerah kurang mendapatkan perhatian dan bantuan. Kami berkembang dan diberkati Tuhan, itulah sebabnya kami harus terus menyalurkan berkat Tuhan," tambah Petroes.


Penulis: /FER


Sumber:PR





Halaman tips trick jumper phonsel ini akan selalu diperbaharui bila admin menemukan lagi pada persamaan yang mirip postingan : Ipeka Perkenalkan "School Social Responsibility"

Related Post

Random Post

Loading...

Tidak ada komentar