Gugatan Arbitrase NNT Tak Pengaruhi Pembangunan "Smelter" Freeport
Jakarta - Pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) PT Freeport Indonesia tidak terganggu oleh gugatan arbitrase yang diajukan PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) terhadap pemerintah. NNT merupakan pihak yang bekerja sama dengan Freeport dalam membangun smelter.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R. Sukhyar mengatakan gugatan yang diajukan NNT tidak berdampak terhadap pembangunan smelter. Pasalnya pembangunan smelter itu merupakan tanggung jawab Freeport.
"Freeport sepenuhnya yang bertanggung jawab. Kan sudah ada rencana kerjanya (pembangunan smelter) sudah disepakati," kata Sukhyar di Jakarta, Selasa (22/07).
Sukhyar menjelaskan NNT tidak ikut bertanggung jawab dalam proses pembangunan smelter Freeport. Pasalnya NNT hanya sebagai pihak yang memasok konsentrat bagi smelter tersebut. Kerja sama NNT dan Freeport telah disepakati dalam nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) yang ditunjukkan kepada Kementerian ESDM. "Sudah ada perjanjian antar mereka. Freeport yang bangun dan Newmont yang suplai konsentrat," ujarnya.
Proses groundbreaking atau dimulainya pembangunan smelter, lanjut Sukhyar, menunggu penandatanganan MoU amandemen kontrak pertambangan antara Freeport dengan ESDM. Hal ini menyusul telah disepakatinya renegosiasi kontrak karya. Dia pun menyebut setelah MoU maka Freeport bakal menempatkan jaminan kesungguhan sebesar US$ 115 juta di rekening bersama.
Penempatan jaminan itu merupakan bukti keseriusan Freeport membangun smelter. Pasalnya dana itu menjadi milik pemerintah apabila smelter tak kunjung rampung. Namun dana itu bisa dicairkan oleh Freeport apabila pembangunan smelter sesuai dengan rencana kerja. "Groundbreaking-nya setelah MoU," jelasnya.
Smelter yang akan dibangun Freeport berlokasi di Gresik, Jawa Timur dengan kapasitas mencapai 400 ribu ton per tahun. Smelter ini membutuhkan bahan baku konsentrat tembaga sebesar 1,6 juta ton. Adapun investasi pembangunan smelter ini mencapai US$ 2,3 miliar. Proses pembangunan ini sudah menyelesaikan pra studi kelayakan.
Tidak ada komentar