Demokrat Nilai Kenaikan Elpiji 12 Kg Wajar
Jakarta - Sejumlah pihak mendukung keputusan PT Pertamina (Persero) dalam melakukan kenaikan harga elpiji non subsidi kemasan tabung 12 kilogram. Kenaikan itu sekitar Rp 47.000 per tabung terhitung sejak 1 Januari 2014 kemarin.
Milton Pakpahan selaku anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Demokrat memahami dan mendukung kenaikan harga tersebut untuk menghindari kerugian yang semakin besar yang berakibat buruk bagi Pertamina sebagai korporasi.
"Apabila tindakan penyesuaian/kenaikan harga elpiji 12 kg ini tidak dilakukan oleh Pertamina maka berdasarkan perhitungan kami, Pertamina akan mengalami kerugian sebesar Rp 5,7 triliun/tahun," kata Milton di Jakarta, Sabtu (04/12).
Milton menerangkan dari hasil pengamatan di lapangan dan berdasarkan hasil statistik penggunaan elpiji 12 kg, segmen utama penggunanya ialah mayoritas rumah tangga kelas atas dan beberapa sektor usaha menengah seperti restoran dan kafe.
"Oleh karenanya menurut pengamatan kami penyesuain harga ini tidak akan terlalu memberatkan masyarakat luas," ujarnya.
Sementara itu Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria berpendapat Pertamina masih tetap mensubsidi masyarakat golongan menengah keatas dan usaha kelas atas pengguna elpiji 12 kg sebesar Rp 2 triliun per tahun.
"Walau Pertamina telah menaikan harga jual tapi masih dibawah harga jual elpiji non subsidi produksi pihak badan usaha swasta nasional lainnya seperti Blue Gas atau Go Gas yang menjual dengan harga keekonomian sebesar Rp17.500 per kg," jelasnya.
Dikatakannya, kenaikan harga elpiji 12kg akan 'merembes' ke pengguna elpiji 3kg. Namun hal ini tidak akan terjadi jika distribusi elpiji 3kg dilakukan secara tertutup sebagaimana di persyaratkan dalam Peraturan Menteri ESDM No. 26 Tahun 2009.
"Sistem distribusi tertutup elpiji 3 kg agar tepat sasaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku," katanya.
Tidak ada komentar